Kamis, 05 Januari 2017

Meningkatkan Peran Aktif dan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Tentang Pencerminan Satu Nusa Satu Bangsa bagi siswa kelas III SD Bukit Aksara Kecamatan Banyumanik Kota Semarang pada Semester 1 tahun Ajaran 2015/2016

Tags



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( UU Sisdiknas No.20 Tahun  2003). Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dapat membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”. Salah satu mata pelajaran yang memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran adalah PKN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkannya serta memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk aktif belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
            Masalah yang sering muncul saat pembelajaran PKn di SD Bukit Aksara adalah siswa dalam kondisi terpaksa harus menelan dan menghafal secara mekanis apa-apa yang telah di sampaikan oleh guru, sehingga menjadikan para siswa tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat, tidak kreatif dan mandiri, apalagi untuk berfikir inovatif. Selain itu, pendekatan pembelajaran PKn masih menggunakan pendekatan tradisional, yaitu duduk dengar catat dan hafal. Pembelajaran terkesan jadi membosankan, tidak menarik dan hasilnya tidak memuaskan. Waktu untuk mengerjakan soalpun terasa lebih lama, sehingga tidak semua soal dapat terjawab dengan cepat dan benar.
Mata Pelajaran PKn yang diupayakan guru belum menunjukkan sebagai suatu proses peningkatan pemahaman konsep siswa. Proses pembelajaran masih sebatas sebagai proses transfer of knowledge, bersifat verbalistik dan cenderung bertumpu pada kepentingan guru dari bukan pada kebutuhan siswa yang lazim disebut teacher centered. Hal ini didukung hasil pengamatan peneliti pada semester gasal tahun sebelumnya, yaitu adanya kecenderungan guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar bersifat spekulatif, yang berakibat kegiatan pengajaran  kurang menarik, tidak menantang, dan sulit mencapai target prestasi yang ditentukan (KKM). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menemukan kesenjangan-kesenjangan kemampuan pemahaman konsep siswa. 

1.      Identifikasi Masalah
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
Dari kenyataan diatas, peneliti dengan bantuan teman sejawat untuk berkolaborasi yaitu dengan guru kelas, bersama-sama mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil refleksi terungkap masalah – masalah dalam pembelajaran, antara lain :
a.       Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran
b.      Kurangnya alat peraga yang digunakan guru
c.       Pembelajaran kurang menarik dan tidak menyenangkan

2.         Analisis Masalah
Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran PKN kelas III materi pencerminan satu nusa satu bangsa terutama saat diadakan diskusi kelas mengenai topik pembelajaran yang sedang diajarkan. Adapun yang menjadi pemicu kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran adalah:
      a. Pembelajaran yang monoton dan kurang menarik bagi siswa.
      b. Guru yang cenderung mendominasi pembelajaran di kelas.
      c. Kurang percaya diri siswa terhadap penguasaan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatan aktivitas dan hasil  belajar  PKN tentang pencerminan Satu Nusa Satu Bangsa pada Siswa Kelas III Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016 SD Bukit Aksara Kecamatan Banyumanik Kota Semarang?.

3.         Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah dengan metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode  pembelajaran  kelompok  bukan  sekedar  kerja  kelompok,  melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pembelajaran kelompok bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Salah satu pembelajaran yang menerapkan hal  tersebut  adalah  pembelajaran  kerja kelompok  model  jigsaw.  Model ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam model ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran  menjadi  lebih  bermakna.  Selain  itu,  siswa  bekerja  sama  dengan sesama   siswa   dalam   suasana   gotong   royong   dan   mempunyai   banyak kesempatan   untuk   mengolah   informasi   dan   meningkatkan   keterampilan berkomunikasi.  Jigsaw  didesain  untuk  meningkatkan  rasa  tanggung  jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994). Pada model pembelajaran jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok  siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda dimana tugasnya untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru khususnya mata pelajaran PKN menggunakan metode ceramah tidak membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar meningkat, maka model pembelajaran yang digunakan guru perlu diubah dengan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa yaitu model pembelajaran jigsaw. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul: Peningkatan Aktivitas dan Hasil  Belajar  PKN Tentang Pencerminan Satu Nusa Satu Bangsa Melalui  Model Pembelajaran Jigsaw pada Siswa Kelas III Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016 SD Bukit Aksara Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apakah model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar PKN tentang pencerminan satu nusa satu bangsa pada siswa kelas III SD Bukit Aksara?
2.        Apakah model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKN tentang pencerminan satu nusa satu bangsa pada siswa kelas III SD Bukit Aksara?

C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan   peran aktif dan hasil   belajar   PKN   melalui model pembelajaran jigsaw tentang   pencerminan satu nusa satu bangsa bagi siswa kelas III pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016 SD Bukit Aksara Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Pada model pembelajaran jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok  siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda dimana tugasnya untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Melalui penerapan model pembelajaran ini akan memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

 D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKN bagi siswa kelas III SD Bukit Aksara pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016.

2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Guru
Melalui model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan   pembelajaran yang menyenangkan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam berfikir lebih kritis juga dalam pembelajaran.
b.      Bagi Sekolah

Sebagai  masukan  untuk  menerapkan  dalam  pembelajaran  PKN  SD terutama dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw.
c.       Bagi Siswa
Melalui model pembelajaran jigsaw ini siswa diberi kesempatan untuk berkembang menjadikan dirinya lebih percaya diri bahwa siswa bisa belajar tanpa selalu diajari oleh guru.Membuat siswa berpikir dengan pola pikir tingkat tinggi dan memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat.



EmoticonEmoticon