Kamis, 05 Januari 2017

Modul 4 Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran, Kegiatan inti Pembelajaran, Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Tags



Kegiatan Belajar 1
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

A.      Kegiatan Pra Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran (prainstruksional) adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan  supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga menyenangkan ini harus diciptakan  mulai dari awal pembelajaran hingga siswa akan mampu melakukan aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitasnya.
2.      Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya. Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara lansung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis.
3.      Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu pengembangan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajaryang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b.      Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c.       Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d.      Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e.       Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f.       Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan  siswa dapat melakukannya.
4.      Menciptakn suasana belajar yang demokratis
Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada kegiatan prapembelajaran dantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarka gagasan. Suasanya yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memingkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan kenggulan yang dimiliki oleh siswa.
B.       Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan  awal pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut:
1.      Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan  perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Msalnya dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga,  pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian  dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2.      Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a.       Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selam pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya jika dalam pembelajaran akan digunakan   diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi tersebut jika yang digunakn eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuuk kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok tersebut, dan begitu pula tentang strategi-strategi lainnya.
3.      Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi  yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.
a.       Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan dipelajari,  siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi dan siswa melihat bahwa materi yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.
b.      Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila guru akan membahas tentang makanan bergizi, guru dapat menunjukkan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan siswa.
c.       Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang  akan dibahas. Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan). Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung.
4.      Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan oleh guru untuk  menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a.       Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b.      Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya.
c.       Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d.      Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan,
e.       Memberikan penguatan kepada  siswa
f.       Menanamkan disiplin pada siswa.

Kegiatan Belajar 2
KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN

A.      Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat  informasi atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran (Depdikbud, 1990)
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.
1.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Klasikal
Berikut ini beberapa prinsip yang harus  diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a.       Sistematis
Dalam pembelajaran klasikal, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada  yang abstrak.
b.      Perhatian dan aktivitas
Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalaam kelas. Disamping itu guru juga harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
c.       Media pembelajaran
Keunggulan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yg diberikan oleh guru. Banyak objek sekitar yang dapat dijadikan sebagai media atau sumber belajar, apalagi  pembelajaran yang efektif adalah berbasis kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan karateristik materi dan tujuan pembelajaran.
d.      Latihan atau penugasan
Latihan dan penugasan perlu diberikan pada siswa tetapi tidak berlebihan. Karena jika tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban siswa dan menyebabkan frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Kedua, melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain ayau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut:
a.       Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
b.      Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.
B.     Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Pembelajaran kelompok cenderung digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan dilandasi  oleh pendekatan konstruktivis. Pembelajaran kelompok  memungkinkan siswa untuk memngumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Berdasarkan teori, pembelajaran kelompok akan lebih memudahkan siswa menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit. Stevens dan Slavin (1995) menyatakan bahwa  siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif selama periode 2 tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara tradisional. Melalui belajar kelompok siswa tidak hanya mendapat kesempatan untuk mengembangkan konsep, tetapi juga mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai (Depdikbud, 1990).
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok. Lebih jauh siswa akan memahami lebih materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif penyelesaiannya.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan observasi. Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak. Oleh karenanya guru perlu memperhatikan alokasi waktu yang disediakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
1.      Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
a.       Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. Oleh karena itu, materi harus mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan atau mengkondisikan kegiatan belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan pelajaran, tugas maupun proyek yang ditugaskan guru.
b.      Pembentukan kelompok
Karakteristik siswa yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok diantaranya kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, dan kekuatan (kondisi fisik). Sementara itu, Semiawan dkk. (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan pendekatan CBSA, pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, dan minat.
Setelah pengelompokan dilakukan, siswa diminta untuk menentukan ketua kelompok, penulis/ sekretaris atau pelapor, dan anggota kelompok dengan jumlah kelompok dan anggota setiap kelompok sesuai kebutuhan.
c.       Kerja sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, aktivitas bekerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam pembelajaran kelompok.
d.      Perhatian
Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung, guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya meskipun diarahkan pada siswa secara individu.
e.       Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa dalam kelompok untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok. Motivasi siswa akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan efektif.
f.       Sumber belajar dan fasilitas
Salah satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompok adalah kelengkapan sumber belajar. Misalnya untuk menyelesaikan permasalahan diperlukan data/ bahan informasi sebagai bahan kajian, data atau kajian tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Atau untuk kerja kelompok siswa memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik), fasilitas tersebut tersedia di sekolah atau disediakan siswa.
Ketersediaan sumber belajar atau fasilitas yang diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu sumber belajar dan fasilitas harus diupayakan oleh pihak sekolah guna optimalisasi belajar secara kelompok.
g.      Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
Metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok adalah metode diskusi. Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh. Metode diskusi ini juga perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Berikut contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode diskusi.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan siswa sesuai kriteria dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-submasalah. Dalam tahap ini siswa dikondisikan secara inddividu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan persialaan sampai mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.
Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima, melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru sekaligus melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Pada akhir kegiatan, siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan maslaah dan sub-submaslah. Selama kegiatan kelompok guru hendaknya memonitoring, dan memberi bimbingan atau bantuan apabila kelompok mengalami hambatan atau kesulitan dalama mengerjakan tugas kelompok. Di samping itu, guru juga perlu memberi motivasi dan perhatian supaya pembelajaran optimal. Dengan perhatian dan bimbingan guru, siswa akan dapat melakukan kegiatan secara efektif dan efisien.
C.     Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Implementasi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yang di dalamnya mencakup implementasi diversifikasi kurikulum, menuntut adanya penyesuaian pembelajaran dengan potensi siswa. Diversifikasi kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapay memperluas, memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik menyangkut potensi siswa maupun lingkungan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa (diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran perseorangan. Dengan menerapkan pembelajaran perseorangan siswa dapat belajar secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk manampung pengayaan dan perbaikan (Depdikbud: 1990: 39). Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki prestasi/ kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya. Proogram pengayaan dapat dilakukan oleh setiap siswa yang programnya disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
Sementara itu kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga disediakna utnuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada dasarnya dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery learning). Pada umumnya pembelajaran perseorangan diterapkan dalam pemberian tugas  dan atau latihan. Dalam pelaksanaanya setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh  siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti ppembelajaran) yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut.
Pertama, menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan ditugaskan atau dilatihkan pada siswa.
Kedua, memberikan lembar kerja atau tugas. Pada tahap ini guru memberikan bimbingan atau arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga hendaknya memberikan stimulus supaya siswa mampu melakukan interaksi dan asosiasi sehingga tugas dapat dilaksanakan secara optimal.
Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa, pada kesempatan ini guru memantau kegiatan yang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apabila ada yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/ latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan dan menilai tugas yang telah dikerjakan siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Selain itu guru juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang pelajaran yang ditugaskan.
Selama kegiatan berlangsung, guru hendaknya banyak memberikan penguatan terhadap kegiatan dan hasil yang dicapai siswa sehingga perhatian siswa terhadap kegiatan belajar akan meningkat. Selain itu, melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa, dapat mengontrol, dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik, serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.


Kegiatan Belajar 3
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan guru terhadap penugasan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan.
A.      Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan  akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, akan tetapi yang lebih penting adalah untuk  mengetahu penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diterapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh  tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1.      Meninjau kembali penugasan siswa
Untuk meninnjau penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum atau meringkas sebaiknya dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru, sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau ringkasan itu salah atau kurang sempurna, maka guru dapat membetulkan atau menyempurnakan rangkuman atau ringkasan yang dibuat siswa. Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman atau ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut.
a.       Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
b.      Singkat, jelas dan bahasa (tulisan/ lisan) mudah dipahami
c.       Kesimpulan/ rangkuman/ ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
d.      Dapat menggunakan waktusesingkat mungkin
Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap penggal kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman atau ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku  sumber atau siswa yang lambat belajar mareka karena dapat mempelajarinya kembali.
2.      Melaksanakan penilaian
Melalui kegiatan penilaian akhir, guru akan mengetahui tercapi tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknikyang dianggap tepat untuk menilai penguasaan siswa karena waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak, guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dinggap representatif (mewakili) seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat melakukan penilaian secara tertulis.
B.       Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas. Dengan memperhatikan penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pelajaran seasuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut.
1.      Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan, guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu, pemberian tugas harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada kompetensi yang dicpai dan bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan siswa harus fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan memnjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan  berdasarkan lembaran tugas. Guru hendaknya mmemberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut. Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas apakah dilaksanakan di sekolah atau di rumah, sesuai karakteristik tugas yang bersangkutan. Kelima, siswa diminta untuk mengerjakan dan menyerakan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan. Dengan membahas dan memeberikan balikan terhadap hasil tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pembahasan hasil tugas ini juga dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil tugas. Hal  ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan dengan lebih baik tugas berikutnya.
2.      Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang sudah dan yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai sisw, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut. Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga apabila waktunya tersedia. Atau, kedua, membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk pembahasan kembali pada pertemuan berikutnya, guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegaitan belajar, evaluasi, serta sumber belajar yang diperlukan. Desain tersebut didasarkan dari hasil penilaian yang telah dilakukan.
3.      Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa yang belum menguasai materi dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas.  Serta siswa yang sudah menguasai kompetensi, dapat ditugaskan membaca sumber buku lain untuk memperluas wawasan terhadap topik yang telah dipelajari. Supaya tugas dikerjakan oleh siswa secara optimal, maka guru sebaiknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau meminta siswa membuat laporan hasil bacaannya. Perlu diperhatikan, bahwa kegiatan tindak lanjut ini tidak dapat dilaksanakan pada siswa di kelas rendah karena siswa belum dapat membaca dengan lancar.
4.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Di samping memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa, guru juga hendakknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa. Balikan dan bimbingan ini akan menjadi motivasi atau dorongan kepada siswa untuk terus belajar.
5.      Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Apabila hasil penilaian diketahui bahwa siswa sudah menguasai kemampuan yang telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran dan diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Selain itu dengan menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar lainnya untuk dibahas pada pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai waktu yang ditentukan maka guru selanjutnya menutup pelajaran. Apabila jam pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Demikian hal yang perlu dilakukan guru pada tahap kegiatan akhir dan tindak lanjut. Sehubungan dengan waktu yang relatif singkat pada tahap ini, maka perlu merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran secara efektif, efisien, fleksibel dan sistematis sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.


EmoticonEmoticon