Kegiatan Belajar 1
KEGIATAN PRA DAN AWAL
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Pra Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan
baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi
tersebut harus dimulai dari tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran (prainstruksional)
adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa
mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak
berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam
kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada
tahap prapembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan
sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh
sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang
menyenangkan supaya siswa tidak merasa
tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan
ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga menyenangkan ini
harus diciptakan mulai dari awal
pembelajaran hingga siswa akan mampu melakukan aktifitas belajar dengan penuh
percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitasnya.
2. Memeriksa
kehadiran siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada
pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu
dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa
yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya. Dengan
selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi
terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri
memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara lansung maupun melalui
temannya secara lisan atau tertulis.
3. Menciptakan
kesiapan belajar siswa
Kegiatan belajar perlu didasari oleh
kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan belajar siswa merupakan salah
satu prisip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu pengembangan kesiapan belajar dan
menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam belajar,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membantu
atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajaryang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan
kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c. Menunjukkan
minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol
(mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Menggunakan
berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan
kegiatan belajar yang memungkinkan siswa
dapat melakukannya.
4. Menciptakn
suasana belajar yang demokratis
Untuk menciptakan suasana yang belajar
yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani
bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani
memperlihatkan unjuk kerja (performace). Kegiatan yang dapat dilakukan
guru pada kegiatan prapembelajaran dantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab siswa atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarka gagasan.
Suasanya yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus
selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian
kesempatan seperti ini akan memingkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan
kenggulan yang dimiliki oleh siswa.
B. Kegiatan
Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan
untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain
itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang
batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukkan hubungan
antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
guru dalam tahap kegiatan awal
pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut:
1. Menimbulkan
motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian
siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan
pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu
difokuskan perhatiannya pada materi yang
akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik
perhatian siswa. Msalnya dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan
pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang
menarik perhatian dapat menimbulkan
motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses
pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2. Memberi
Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal
pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan
secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari
dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a. Memberitahukan
tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu
dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau
garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut siswa
akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang
lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan
alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan selam pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk
mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya jika dalam
pembelajaran akan digunakan diskusi
maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi tersebut jika yang
digunakn eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen
atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru
membentuuk kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok
tersebut, dan begitu pula tentang strategi-strategi lainnya.
3. Membuat
Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran
yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang
telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan
minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa terhadap materi
yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.
a. Mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Apabila materi yang akan dibahas
memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap materi
sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. Dengan
menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang
akan dipelajari, siswa akan memperoleh
gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi dan siswa
melihat bahwa materi yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.
b. Menunjukkan
manfaat materi yang dipelajari.
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti
pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka
menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru
hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang
dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila
guru akan membahas tentang makanan bergizi, guru dapat menunjukkan manfaat
pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan siswa.
c. Meminta
siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Pada kegiatan awal pembelajaran guru
dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas. Misalnya
ketika akan membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta anak
untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan). Dengan
melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki,
diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran
yang akan berlangsung.
4. Melaksanakan
Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan oleh guru
untuk menentukan dari mana pembahasan
materi baru akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang
ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh
siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran,
alokasi waktu atau untuk kegiatan awal pembelajaran relatif singkat. Oleh
karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang
optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan
dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a. Memahami
latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b. Dapat
membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada
pelajaran yang akan diikutinya.
c. Dapat
memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d. Dapat
menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan adanya
suasana belajar yang aman dan menyenangkan,
e. Memberikan
penguatan kepada siswa
f. Menanamkan
disiplin pada siswa.
Kegiatan Belajar 2
KEGIATAN INTI DALAM
PEMBELAJARAN
A. Pembahasan
Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila
materi pelajaran lebih bersifat
informasi atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama
ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses
pembelajaran (Depdikbud, 1990)
Alternatif metode yang sering digunakan
dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah, dan tanya jawab bervariasi
atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
Untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran
klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran
klasikal.
1. Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Klasikal
Berikut
ini beberapa prinsip yang harus
diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a. Sistematis
Dalam pembelajaran klasikal, bahan
pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan
yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat disampaikan mulai dari yang
mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.
b. Perhatian
dan aktivitas
Prinsip ini menuntut bahwa dalam
pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas
siswa secara menyeluruh dalaam kelas. Disamping itu guru juga harus mampu
membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Media
pembelajaran
Keunggulan media pembelajaran adalah
dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yg diberikan oleh guru.
Banyak objek sekitar yang dapat dijadikan sebagai media atau sumber belajar,
apalagi pembelajaran yang efektif adalah
berbasis kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang
dianggap sesuai dengan karateristik materi dan tujuan pembelajaran.
d. Latihan
atau penugasan
Latihan dan penugasan perlu diberikan
pada siswa tetapi tidak berlebihan. Karena jika tidak sesuai dengan kemampuan
siswa akan menjadikan beban siswa dan menyebabkan frustasi sehingga tujuan
pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan
inti dalam pembelajaran klasikal
Pertama,
menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Kedua,
melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang
sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain
ayau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru
dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut:
a. Aplikasi
bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
b. Menyimpulkan
bahan pelajaran yang telah dipelajari.
B. Pembahasan
Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu
proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Pembelajaran kelompok cenderung digunakan
dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan
dilandasi oleh pendekatan konstruktivis.
Pembelajaran kelompok memungkinkan siswa
untuk memngumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.
Pembelajaran kelompok sering disebut
dengan pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Berdasarkan teori,
pembelajaran kelompok akan lebih memudahkan siswa menemukan dan memahami
konsep-konsep yang dianggap sulit. Stevens dan Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan pembelajaran
kooperatif selama periode 2 tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih
baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara
tradisional. Melalui belajar kelompok siswa tidak hanya mendapat kesempatan
untuk mengembangkan konsep, tetapi juga mengembangkan aktivitas sosial, sikap
dan nilai (Depdikbud, 1990).
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung
jawab, rasa toleransi peluangnya lebih besar akan dapat diperoleh melalui
kegiatan belajar kelompok. Lebih jauh siswa akan memahami lebih materi
pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif penyelesaiannya.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran kelompok diantaranya diskusi, kerja kelompok, pemecahan
masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan observasi. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak. Oleh
karenanya guru perlu memperhatikan alokasi waktu yang disediakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
1. Prinsip-prinsip
pembelajaran kelompok
a. Adanya
topik dan permasalahan
Tujuan utama pembelajaran kelompok
sesuai dengan esensi pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk
memiliki kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung
jawab. Oleh karena itu, materi harus mengandung permasalahan maupun proyek yang
harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian tugas guru pada
prinsipnya adalah mengarahkan atau mengkondisikan kegiatan belajar sehingga
siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan
pelajaran, tugas maupun proyek yang ditugaskan guru.
b. Pembentukan
kelompok
Karakteristik siswa yang perlu
diperhatikan dalam pembentukan kelompok diantaranya kepandaian, jenis kelamin,
kelancaran berbicara, dan kekuatan (kondisi fisik). Sementara itu, Semiawan
dkk. (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan pendekatan CBSA, pengelompokan siswa
dapat dilakukan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, dan minat.
Setelah pengelompokan dilakukan, siswa
diminta untuk menentukan ketua kelompok, penulis/ sekretaris atau pelapor, dan
anggota kelompok dengan jumlah kelompok dan anggota setiap kelompok sesuai
kebutuhan.
c. Kerja
sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu
prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok. Pembelajaran
kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama,
rasa solidaritas, rasa toleransi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu,
aktivitas bekerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam
pembelajaran kelompok.
d. Perhatian
Selama kegiatan pembelajaran kelompok
berlangsung, guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus siswa
sebagai individu dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan dapat
membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya
meskipun diarahkan pada siswa secara individu.
e. Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan
bimbingan terhadap siswa dalam kelompok untuk menunjang keberhasilan belajar
secara kelompok. Motivasi siswa akan muncul apabila guru dapat memberikan
suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan efektif.
f. Sumber
belajar dan fasilitas
Salah satu aspek yang memberikan daya
dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompok adalah kelengkapan
sumber belajar. Misalnya untuk menyelesaikan permasalahan diperlukan data/
bahan informasi sebagai bahan kajian, data atau kajian tersebut dapat diperoleh
dengan mudah. Atau untuk kerja kelompok siswa memerlukan fasilitas untuk kerja
(praktik), fasilitas tersebut tersedia di sekolah atau disediakan siswa.
Ketersediaan sumber belajar atau
fasilitas yang diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu sumber belajar dan fasilitas harus
diupayakan oleh pihak sekolah guna optimalisasi belajar secara kelompok.
g. Latihan
dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil
belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan pada semua siswa
secara individu yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2. Kegiatan
inti dalam pembelajaran kelompok
Metode yang sering digunakan dalam
belajar kelompok adalah metode diskusi. Metode ini membina siswa untuk belajar
secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh. Metode diskusi
ini juga perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab.
Berikut contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode diskusi.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat
menyampaikan tujuan yang dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam
kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan siswa sesuai kriteria
dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua
siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok,
selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama,
merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran oleh
siswa di bawah bimbingan guru.
Kedua,
mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan.
Ketiga,
analisis masalah berdasarkan sub-submasalah. Dalam tahap ini siswa dikondisikan
secara inddividu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan persialaan sampai
mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.
Keempat,
menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima,
melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan
diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru sekaligus melaksanakan
penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Pada akhir kegiatan, siswa di bawah
bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan maslaah dan
sub-submaslah. Selama kegiatan kelompok guru hendaknya memonitoring, dan
memberi bimbingan atau bantuan apabila kelompok mengalami hambatan atau
kesulitan dalama mengerjakan tugas kelompok. Di samping itu, guru juga perlu
memberi motivasi dan perhatian supaya pembelajaran optimal. Dengan perhatian
dan bimbingan guru, siswa akan dapat melakukan kegiatan secara efektif dan
efisien.
C. Pembahasan
Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat
membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa
secara individu. Implementasi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yang di
dalamnya mencakup implementasi diversifikasi kurikulum, menuntut adanya
penyesuaian pembelajaran dengan potensi siswa. Diversifikasi kurikulum
merupakan suatu kurikulum yang dapay memperluas, memperdalam, dan menyesuaikan
dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik menyangkut potensi siswa maupun
lingkungan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat
memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa (diversifikasi kurikulum) adalah
pembelajaran perseorangan. Dengan menerapkan pembelajaran perseorangan siswa
dapat belajar secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
Kegiatan pembelajaran perseorangan
ditujukan untuk manampung pengayaan dan perbaikan (Depdikbud: 1990: 39).
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki
prestasi/ kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya. Proogram pengayaan
dapat dilakukan oleh setiap siswa yang programnya disesuaikan dengan kondisi
siswa dan sekolah yang bersangkutan.
Sementara itu kegiatan perbaikan
(remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang
prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga
disediakna utnuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan
alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada dasarnya
dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery learning). Pada
umumnya pembelajaran perseorangan diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaanya setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau
teknik belajar yang harus ditempuh oleh
siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti
ppembelajaran) yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut.
Pertama,
menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan ditugaskan atau
dilatihkan pada siswa.
Kedua,
memberikan lembar kerja atau tugas. Pada tahap ini guru memberikan bimbingan
atau arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga
hendaknya memberikan stimulus supaya siswa mampu melakukan interaksi dan
asosiasi sehingga tugas dapat dilaksanakan secara optimal.
Ketiga,
memantau dan menilai kegiatan siswa, pada kesempatan ini guru memantau kegiatan
yang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apabila ada yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas/ latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru
memberikan dan menilai tugas yang telah dikerjakan siswa serta memberikan
balikan terhadap pekerjaan siswa. Selain itu guru juga dapat membuat kesimpulan
bersama-sama siswa tentang pelajaran yang ditugaskan.
Selama kegiatan berlangsung, guru
hendaknya banyak memberikan penguatan terhadap kegiatan dan hasil yang dicapai
siswa sehingga perhatian siswa terhadap kegiatan belajar akan meningkat. Selain
itu, melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar
siswa, dapat mengontrol, dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik,
serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Kegiatan Belajar 3
KEGIATAN AKHIR DAN
TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
Kegiatan akhir
dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan guru terhadap
penugasan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang
diharapkan.
A. Kegiatan
Akhir Pembelajaran
Kegiatan
akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran, akan tetapi yang lebih penting adalah untuk mengetahu penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang diterapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru
akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa.
Kegiatan yang bisa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik lisan maupun
tertulis. Selain itu guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa
memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan
meninjau kembali penguasaan siswa.
1. Meninjau
kembali penugasan siswa
Untuk meninnjau penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara
yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi
pelajaran. Kegiatan merangkum atau meringkas sebaiknya dilakukan oleh siswa di
bawah bimbingan guru, sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau ringkasan
itu salah atau kurang sempurna, maka guru dapat membetulkan atau menyempurnakan
rangkuman atau ringkasan yang dibuat siswa. Dalam melaksanakan kegiatan membuat
rangkuman atau ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut.
a. Berorientasi
pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
b. Singkat,
jelas dan bahasa (tulisan/ lisan) mudah dipahami
c. Kesimpulan/
rangkuman/ ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
d. Dapat
menggunakan waktusesingkat mungkin
Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali
penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap penggal kegiatan atau setelah satu
topik dibahas. Selain untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok
materi yang dipelajari, rangkuman atau ringkasan akan sangat berguna sekali
bagi siswa yang tidak memiliki buku
sumber atau siswa yang lambat belajar mareka karena dapat mempelajarinya
kembali.
2. Melaksanakan
penilaian
Melalui kegiatan penilaian akhir, guru
akan mengetahui tercapi tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh
karena itu guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa
membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu
kegiatan yang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan
mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post test), yaitu
tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
yang telah dipelajari.
Guru perlu mengidentifikasi kegiatan
teknikyang dianggap tepat untuk menilai penguasaan siswa karena waktu yang
tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat. Apabila waktu
yang dimiliki tidak banyak, guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dinggap
representatif (mewakili) seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan
atau membuat kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru
dapat melakukan penilaian secara tertulis.
B. Melaksanakan
kegiatan tindak lanjut pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru
dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dari hasil tes, guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh
siswa baik secara individual maupun kelas. Dengan memperhatikan penguasaan
siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut
pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pelajaran seasuai dengan alokasi waktu
yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini kegiatan
tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut.
1. Memberikan
tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan, guru
perlu memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab dapat
membuat siswa frustasi, jenuh bahkan dapat menurunkan motivasi serta minat
belajarnya. Oleh karena itu, pemberian tugas harus berdasarkan pada perencanaan
yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi
pada kompetensi yang dicpai dan bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan
siswa harus fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran
yang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Pertama, guru hendaknya
menentukan dan memnjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan
oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas
yang harus dikerjakan berdasarkan
lembaran tugas. Guru hendaknya mmemberikan gambaran alternatif penyelesaian
tugas tersebut. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang tugas yang belum dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan
tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut. Keempat,
guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas apakah dilaksanakan di
sekolah atau di rumah, sesuai karakteristik tugas yang bersangkutan. Kelima,
siswa diminta untuk mengerjakan dan menyerakan tugas sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan membahas setiap
tugas yang diberikan. Dengan membahas dan memeberikan balikan terhadap hasil
tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang
dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pembahasan hasil tugas ini
juga dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil
tugas. Hal ini akan memberikan motivasi
kepada siswa untuk mengerjakan dengan lebih baik tugas berikutnya.
2. Membahas
kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru
mengetahui kemampuan yang sudah dan yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak
lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai sisw, guru hendaknya merancang
kegiatan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut.
Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali
materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga apabila waktunya tersedia.
Atau, kedua, membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya
apabila membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk pembahasan kembali pada
pertemuan berikutnya, guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran
yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegaitan
belajar, evaluasi, serta sumber belajar yang diperlukan. Desain tersebut
didasarkan dari hasil penilaian yang telah dilakukan.
3. Membaca
materi pelajaran tertentu
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru
pada tahap tindak lanjut adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
buku sumber pelajaran lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan. Siswa yang belum menguasai materi dapat ditugaskan untuk
membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas. Serta siswa yang sudah menguasai kompetensi,
dapat ditugaskan membaca sumber buku lain untuk memperluas wawasan terhadap topik
yang telah dipelajari. Supaya tugas dikerjakan oleh siswa secara optimal, maka
guru sebaiknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
atau meminta siswa membuat laporan hasil bacaannya. Perlu diperhatikan, bahwa
kegiatan tindak lanjut ini tidak dapat dilaksanakan pada siswa di kelas rendah
karena siswa belum dapat membaca dengan lancar.
4. Memberikan
motivasi atau bimbingan belajar
Di samping memberikan balikan terhadap
pekerjaan siswa, guru juga hendakknya memberikan bimbingan kepada siswa agar
mereka mampu memperbaiki kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan
atau petunjuk yang jelas sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara
optimal oleh siswa. Balikan dan bimbingan ini akan menjadi motivasi atau
dorongan kepada siswa untuk terus belajar.
5. Mengemukakan
tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Apabila hasil penilaian diketahui bahwa
siswa sudah menguasai kemampuan yang telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut
yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang
topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang. Cara ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam
kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran dan diharapkan siswa akan
mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk mendukung kegiatan
tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang
perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran. Selain itu dengan menyampaikan
topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, diharapkan siswa akan
mencari informasi melalui media maupun sumber belajar lainnya untuk dibahas
pada pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir
dan tindak lanjut selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai waktu yang
ditentukan maka guru selanjutnya menutup pelajaran. Apabila jam pelajaran
berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup
pelajaran dengan berdoa.
Demikian hal yang perlu dilakukan guru
pada tahap kegiatan akhir dan tindak lanjut. Sehubungan dengan waktu yang
relatif singkat pada tahap ini, maka perlu merencanakan serta melaksanakan
kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran secara efektif, efisien,
fleksibel dan sistematis sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.
EmoticonEmoticon