Sabtu, 07 Januari 2017

Tugas Akhir Program Kasus 6

Tags



Kasus 6
 SD Jatingaleh tempat Pak Barkah mengajar merupakan sekolah yang sangat mendukung kreatifitas guru berinovasi dalam pembelajaran. Sekolah akan mudah memberikan dana kepada guru yang ingin berinovasi. Pak Barkah adalah guru kelas V. Di kelas ada dua aquarium kecil berbentuk balok dengan ukuran 60 cm x 40 cm x 30 cm dan berbentuk kubus dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Kedua aquarium sementara ini digunakan untuk menyimpan alat-alat permainan bola ping-pong. 

Sekolah juga memiliki 100 buah kubus yang terbuat dari kayu yang berukuran 1 dm3 dan tersimpan di  gudang.
Dalam pembelajaran matematika tentang volum kubus dan balok, Pak Barkah membawa dua alat peraga yang terbuat dari karton berbentuk balok dengan ukuran 30 cm x 20 xm x 10 cm dan kubus dengan ukuran 20 cm3. Uraian berikut adalah proses pembelajaran yang dilakukan Pak Barkah.
Sambil memegang karton berbentuk balok, Pak Barkah bertanya kepada siswa: “Benda ini berbentuk apa? “     Para siswa: “Kotak, pak”        Pak Barkah: “Anak-anak yang akan kita pelajari adalah volum kubus dan balok, jadi benda yang saya pegang ini berbentuk apa?” “Kubus, pak”   “Balok, pak”    Pak Barkah: “Bagus, jawaban kalian benar”. Kemudian Pak Barkah menjelaskan panjang tulang pada kubus sama semua dan dinamakan rusuk. Akan tetapi untuk balok, panjang rusuk sama hanya bagi rusuk yang sejajar saja. Lalu Pak Barkah menggambar balok dan kubus dan memberi nama rusuk-rusuknya serta menjelaskan rumus bolum kubus dan balok.
Berikutnya Pak Barkah memberi contoh soal cara menghitung volum kubus dan balok sebanyak tiga soal dengan ukuran berbeda. Dalam proses pembelajaran, semua siswa mencatat semua yang ditulis Pak Barkah, namun ada beberapa siswa yang mencatat sambil berbicara tentang topik lain dengan temannya. Pak Barkah tidak mempersoalkan hal itu karena pembicaraan mereka tidak keras dan tidak berisik. Pak Barkah merasa pembelajaran yang dilakukannya tidak mampu membuat seluruh siswa berkonsentrasi pada pelajaran. Setelah pak Barkah memberi pekerjaan rumah, Pak Barkah merapikan situasi kelas dan menyimpan alat tulis dan alat peraga yang dibawanya. Pelajaran diakhiri dengan salam dan Pak Barkah meninggalkan kelas.



Pertanyaan:
1. Identifikasi lima kelemahan Pak Bartkah yang dapat mengakibatkan masalah dalam pembelajarannya.
2. Menurut Jerome S. Bruner proses belajar dilihat dari sisi perkembangan kognitif terbagi dalam tiga tahapan, yaitu Enaktif (sama dengan tahap sensori motor dari Piaget), Ikonik atau tahap gambar bayangan (sama dengan tahap pra operasional dari Piaget) dan Simbolik (sama denan operasi konkret dan formal dari Piaget)
a. Jelaskan tiga tahapan belajar J.S. Bruner tersebut.
Ada tiga tahap pembelajaran menurut Bruner, yaitu:
1.      Tahap Enaktif (Konkret)
Tahapan ini bersifat manipulatif (Dahar, 2011:78). Dalam hal ini seseorang mengetahui suatu aspek kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata dimana dalam proses belajarnya menggunakan atau memanipulasi obek-objek secara langsung. Tahapan ini berkaitan dengan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dan serangkaian tindakan dalam mencapai suatu hasil (Kristinsdottir, 2008). Dimana tindakan tersebut merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan seseorang (seperti melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya) dalam upaya memahami lingkungan sekitar.
Contoh:
Ø  Dalam pembelajaran materi penjumlahan dua bilangan cacah, guru menyuruh siswa menggabungkan 3 mangga dengan 2 mangga kemudian menghitung banyaknya semua kelereng tersebut.
Ø  Seorang anak yang mengatur keseimbangan timbangan dengan jalan menyesuaikan kedudukan badannya walaupun anak itu mungkin tidak dapat menjelaskan prosedurnya (Wiranataputra, 2008:3.16).
Ø  Seorang anak dapat berjalan walaupun belum mengetahui bagaimana seseorang dapat berjalan.
2.       Tahap Ekonik (Semi Konkret)
Berdasarkan pada pikiran internal (Dahar, 2011:78). Pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek, dimana seseorang memahami objek-objek melalui gambar-gambar atau visualisasi verbal. Dalam hal ini anak tidak lagi memanipulasi objek secara langsung, melainkan dengan menggunakan gambaran dari objek tersebut.
Contoh: Pada saat pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan cacah, guru memberikan contoh dua mangga ditambah dua mangga. Dalam hal ini guru tidak lagi harus menunjukkan buah mangga secara nyata, akan tetapi bisa juga menggunakan gambar.
3.      Tahap Simbolik (Abstrak)
Berdasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer dan lebih fleksibel (Dahar, 2011:78). Dalam tahap ini anak memanipulasi symbol-simbol secara langsung dan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.pada tahapan ini anak telah mencapai transisi dari tahap ekonik ke tahap simbolik yang diasarkan pada system berpikir abstrak dan lebih fleksibel. Pada tahapan ini dapat dikatakan bahwa seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa logika. Dalam pemahamannya, seseorang belajar mealui symbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Komunikasi pada tahapan ini menggunakan banyak system symbol. Walaupun begitu, bukan berarti dalam tahapan ini seseorang masih menggunakan system enaktof dan ikonik.
Contoh: Pada saat pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan cacah, guru tidak lagi memberikan contoh berupa gambar, melainkan sudah menggunakan symbol seperti 1+2 = 3.
 b. Bagaimana mengajarkan konsep ‘volum balok dan kubus’ sesuai dengan tahap enaktif, ikonik dan simbolik yang memperlihatkan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan metode penemuan, memanfaat aquarium dan kubus kayu untuk menemukan konsep volum kubus dan balok.
1)      Untuk menentukan volume dari kubus yang sisinya 40 cm, Pertama-tama  yang harus dilakukan memilih kubus satuan yang berukuran 10 cm. Kemudian tutupi alas dari kubus yaitu kubus ABCD. EFGH dengan kubus satuan. Untuk menutupi alas tersebut diperlukan 4 x 4 = 16 kubus satuan. Yaitu 4 lajur yang masing-masing lajur terdiri dari 4 satuan.
Sedangkan untuk memenuhi kubus ABCD.EFGH dengan kubus satuan, memerlukan 4 lapisan yang masing-masing terdiri dari 16 kubus satuan. Dengan demikian kubus satuan yang diperlukan adalah 4x4x4= 64 buah. Jadi volume dari kubus ABCD.EFGH tersebut adalah 64 cm³
Dugaannya adalah volume dari kubus yang sisinya berukuran s cm adalah s³ cm³. Dugaan tersebut dinyatakan dalam teorema volume dari kubus yang sisinya berukuran s satuan panjang adalah s³ satuan panjang kubik yang ditulis dengan simbol V=s³
Untuk menyederhanakan pembuktian pertama-tama alas kubus ABCD.EFGH yaitu daerah kubus yang ditutup dengan beberapa kubus satuan. Ternyata masing-masing lajur terdiri dari s buah kubus centimeter. Jadi untuk menutupi alas kubus ABCD.EFGH diperlukan s² kubus centimeter. Akhirnya untuk memenuhi kubus ABCD.EFGH itu diperlukan s lapisan yang masing-masing lapisan terdiri dari s² kubus centimeter. Dengan demikian, volume dari kubus ABCD.EFGH adalah s x x²  = s³buah kubus satuan. Selanjutnya karena volume dari kubus itu adalah cm³ maka volume dari kubus ABCD.EFGH adalah s³ cm ³

2)      Menentukan volume balok yang panjang, lebar dan tingginya berturut-turut adalah 60 cm, 40 cm, 30 cm. Pertama-tama tutupi alas balok tersebut dengan kubus-kubus satuan. Untuk itu membutuhkan 6 lajur yang setiap lajur terdiri dari 3  buah kubus satuan. Berarti diperlukan 6x 3 = 18 buah kubus satuan. Selanjutnya untuk memenuhi balok tersebut harus membuat 4 lapisan yang setiap lapisan terdiri dari 18 buah kubus satuan. Jadi untuk memenuhi balok tersebut diperlukan kubus satuan sebanyak 2 x 18 = 2 x ( 6x 3) = 2 x 6 x 3 = 36. Oleh karena itu volume kubus dari satuan 1 cm³ maka volume dari balok adalah 36 x 1 = 36 cm³   

This Is The Newest Post

1 komentar so far

Online Casino Gambling in the Philippines - Kadangpintar
The Best Casino Gambling Websites. BetMGM, kadangpintar 888 Casino, PlayMyBookie, and 샌즈카지노 others all have their own casino, as 바카라 well as some of the largest.


EmoticonEmoticon